Central Owl

Sabtu, 19 April 2014

Central Owl diluncurkan sebagai salah satu luaran dari penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan didesa pahesan, central owl menjadikan semangat petani untuk memberantas tikus dalam satu wadah yaitu kelompok peduli burung hantu (KPBH) sebagai badan otoritas pengelolaan segala kegiatan yang ada didalamnya.
Kegiatan yang dilakukan berfokus pada burung hantu (Tyto Alba) dan pemberantasan tikus hal tersebut di aplikasikan dalam bentuk seminar dan pelatihan. Sekarang ini juga telah dikembangkan karantina sebagai jawaban kendala pengembangan burung hantu secara liar dan dengan adanya karantina kini dimungkinkan melakukan kegiatan pelatihan burung hantu secara lebih baik lagi.
Didalam pengembangannya kami tidak akan lepas dari pihak luar yang berperan aktif dan positif, melihat hal tersebut Central Owl dapat digunakan dan disebarkan seluas-luasnya demi kebermanfaatan yang lebih baik dan KPBH juga dapat menjadi tempat kunjungan pembelajaran burung hantu dari berbagai wilayah sebagai pemenuhan tujuan utama yaitu pemberantasan hama tikus baik di areal persawahan maupun di areal kelapa sawit demi terwujudnya ekonomi yang lebih baik dengan peningkatan produksi.

kunjungi juga FanPage kami di : https://www.facebook.com/pages/Central-Owl/287254081440460

alamat : Desa Pahesan Kec. Godong Kab. Grobogan Prop. Jawa Tengah 58162 Indonesia

Cp : Darajatun Surya Admaja (085641284925)

Owl Shop

anklet
price : Rp. xxxx

Perch
Price : Rp. xxxx

Pelatihan Owl

Pelatihan owl dirasa sangat berguna untuk dikembangkan lebih luas lagi dengan berbagai tehniknya, owl dapat menjadi partner dan dapat memangsa tikus yang menjadi fokus hama padi yang harus diminimalkan. Ada beberapa istilah internasional yang biasa digunakan untuk burung hantu maupun burung pemangsa (birds of prey / BOP) lainnya, misalnya :

FOF : Feed on Fist (memberi makan di atas tangan)
JTTF : Jump to the Fist (melatih burung  lompat ke tangan)
FTFF : Fly to the fist (melatih burung terbang ke tangan).
FF : Free flight (melatih burung terbang bebas)
Batting (burung menjauh / terbang / loncat ketika didekati)

Ada beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk melatih burung hantu, diantara lain :

Anklet: tali yang terbuat dari kulit untuk mengikat kaki burung hantu, semacam gelang untuk kakinya.
Swivel: Perangkat dari logam yang memiliki poros berputar, yang memungkinan tali yang diikat pada kakinya tidak terbelit.
Jess: Tali pendek dari kulit yang bisa dihubungkan dengan anklet.
Perch : Tempat tangkringan / tenggeran untuk burung hantu.
Leash : Tali kulit setelah Swivel yang digunakan untuk mengikat burung saat berada di tangkringan.
Lure : Perlengkapan berbentuk seperti burung atau kelinci yang digunakan untuk melatihnya berburu.
Glove : sarung tangan khusus untuk menangani burung hantu, agar tidak terluka karena kuku-kukunya sangat tajam.

Burung hantu dapat diklasifikan ke empat kelompok umur, yaitu :

Chick : Anakan burung yang masih memiliki bulu seperti kapas.
Brancher : Burung hantu muda yang sudah berbulu lengkap, tetapi belum mampu terbang.
Juvenile : Burung hantu muda yang sudah mampu berburu sendiri.
Mature : Burung hantu yang sudah berusia tua, biasanya sudah agak susah untuk dilatih.




Ada beberapa metode melatih burung hantu, melatih burung hantu berbeda dari melatih burung pemangsa lainnya seperti elang dll, sebab pelatihan bergantung pada waktu seperti pagi dan sore tidak diperkenannkan pada waktu siang hari.

Langkah pertama pastikan burung hantunya sudah jinak, proses penjinakan bisa dilakukan dengan meletakkan burung hantu dan tenggerannya di tempat ramai, seperti di ruang keluarga, ruang televisi, di kamar kita, atau bahkan di samping tempat tidur.

Ada beberapa tahapan dalam melatih burung hantu, dan biasanya cara yang digunakan sesuai dengan urutan pelatihan agar burung cepat menerima materi pelatihan. Berikut ini beberapa metode pelatihan yang bisa diberikan :

1. Metode FOF
Setelah burung dirasa dekat dengan kita ( tidak takut lagi ), proses berikutnya adalah melatih burung hantu nangkring (bertengger) di tangan kita. Untuk itu, diperlukan sarung tangan khusus (glove) agar tangan anda tidak sakit karena kukunya yang panjang.

Sambil melatihnya bertengger anda bisa meletakkan makanan di tangan dan biarkan burung hantu memakannya hingga puas. Tujuannya adalah membuat burung hantu merasa nyaman di tangan. Proses ini dikenal dengan sebutan FOF atau feed on fist.

2. Metode JTTF
Setelah burung akrab dengan tangan manusia, kini saatnya membiasakan dia   untuk terbang / lompat ke tangan. Caranya, letakkan burung hantu dengan jarak yang bertahap, misalnya setengah meter, kemudian menyuruhnya untuk melompat ke tangan. Begitu seterusnya.

Jika sudah mahir, jarak bisa diperpanjang menjadi 1 meter. Dalam tahapan ini, kita harus memberikan aba-aba atau perintah baik dengan peluit atau melalui kata-kata, agar burung mengerti bahwa perintah itu adalah untuk bertengger di tangan atau glove. Jangan lupa, setiap kali burung berhasil melompat ke tangan kita, berikan makanan sebagai hadiahnya.

Metode ini bisa dikembangkan lagi, misalnya dengan cara menaruh burung di bawah lalu menyuruhnya melompat ke tangan secara vertikal. Dalam hal ini, pemilik harus berada lebih tinggi dari burung tersebut. Metode ini berguna untuk melatih otot burung bagian atas burung hantu.

3. Metode FTTF
Metode ini kelanjutan dari metode JTTF, di mana jarak yang digunakan lebih jauh, sehingga burung bukan lagi melompat tetapi terbang menghampiri Anda. Biasanya jarak yang digunakan diatur secara bertahap, mulai dari 2 meter hingga beberapa meter. Jangan lupa, setiap burung mau bertengger di tangan Anda, berikan reward berupa makanan.

Dengan pelatihan yang rutin setiap pagi dan sore hari, burung hantu akan cepat mengerti dan mudah dipanggil, baik melalui peluit atau kata-kata atau isyarat lainnya.

Itulah pelatihan dasar yang akan membentuk ikatan antara burung hantu dan pemiliknya. Jika sudah tercipta hubungan batin seperti itu, burung bisa diberikan pelatihan FF (fly free) atau terbang bebas, di mana dia dibiarkan terbang bebas, lalu akan kembali kepada Anda begitu Anda mengeluarkan isyarat tangan atau memanggilnya dengan peluit atau kata-kata, sebagaimana yang sering Anda lakukan dalam pelatihan.

Untuk pelatihan ini, burung harus benar-benar sudah mengerti dan sudah menganggap Anda sebagai partner, sehingga kemungkinan burung terbang meninggalkan majikannya tidak akan terjadi. Sebab pada tahap ini, burung tidak lagi diperlengkapi dengan tali dan alat apapun yang mengikatnya.


Pelatihan owl dapat dilakukan di desa pahesan kecamatan godong kabupaten grobogan, untuk penentuan waktu harap menghubungi darajatun surya admaja sebagai devisi pengembangan burung hantu cp  : 085641284925

--Central Owl--

Karantina

Karantina menjadi kegiatan yang sangat penting dalam pengembangan dan perkembangan burung hantu, dilapangan banyak sekali ditemui burung hantu tanpa induk atau bahkan burung hantu yang terluka dan menjadikan perkembangannya terganggu. Karantina ini menjadi jawaban masalah-masalah burung hantu yang ada dilapangan tersebut, selain itu karantina ini juga akan mempermudah pengendalian burung hantu dengan menjadi pusat kendali pengembangan burung hantu,  jenis burung hantu dengan kebiasan, makanan dan perkembangbiakan diantaranya adalah :

Tyto Alba

Kebiasaan :
Bersembunyi pada siang hari di dalam lubang gelap di rumah-rumah, pohon, batu karang atau vegetasi yang rapat. Umumnya di hutan bakau dan pantai, tetapi muncul saat malam hari untuk berburu di lapangan terbuka. Terbang rendah di atas tanah dengan kepakan sayap tanpa bersuara.

Makanan :
Tikus besar dan kecil, kalong, kadang-kadang burung lain, reptil, amfibi, dan serangga besar.

Perkembangbiakan :
Di alam liar, Tyto alba berkembang biak pada bulan Mei  – Juli. Induk berina bertelur sebanyak 3 – 4 butir, telur berwarna putih yang diletakkan pada sarang yang tidak dilapisi di dalam lubang pohon, atau pada tembok batu atau bangunan.

Bay Owl

Kebiasaan :
Kurang diketahui secara jelas. Tetapi burung hantu jenis ini umumnya memiliki sifat pemalu. Mereka juga aktif di malam hari. Pada saat siang hari sering terlihat duduk agak mendatar,
hampir menyerupai burung paruh katak.

Makanan :
Tikus, burung kecil, reptil, amfibi, serangga, dan kadal.

Perkembangbiakan :
Bersarang pada lubang pohon, dengan jumlah telur umumnya 2 butir (terkadang ada yang berjumlah 3 butir), warna telur putih.

Celepuk Merah

Kebiasaan :
Sering mendiami kawasan hutan di dataran rendah. Data lain belum diketahui.

Makanan :
Kemungkinan serangga dan binatang kecil lainnya.

Perkembang biakan :
Belum ada laporan tertulis mengenai hal ini.

Celepuk Gunung

Kebiasaan :
Kurang diketahui, biasanya berada di hutan pegunungan dengan ketinggian 1.000-2.500 meter dari permukaan laut.

Makanan :
Serangga besar, termasuk kumbang.

Perkembangbiakan :
Tidak banyak catatan, tetapi kemungkinan sama dengan kerabat dekat celepuk gunung yang hidup di Asia, bertelur 3 -  4 butir, sarang memanfaatkan lubang pohon atau bekas sarang burung dari keluarga Captonidae.

Celepuk

Kebiasaan :
Bertengger pada tempat yang rendah, hampir sepanjang malam mengeluarkan bunyi sedih secra musiman. Mengintai mangsa dari tempat bertengger dan tiba-tiba menyergapnya.

Makanan :
Serangga besar seperti kecoa, jangkrik, dan kumbang, serta beberapa jenis burung kecil.

Perkembangbiakan :
Bertelur dengan jumlah 2 – 3 butir, telur berwana putih dan hampir bulat sempurna. Sarang diletakkan dalam lubang pohon, pelepah daun palem, atau rumpun bambu.

Celepuk Rajah

Kebiasaan :
Seperti burung hantu scops yang lain.

Makanan :
Serangga

Perkembangbiakan :
Belum ada catatan mengenai perilaku perkembangbiakan burung ini.

Bubo Sumatranus

Kebiasaan :
Senang mandi di kolam dan aliran air, terbang cepat dan rendah dari tempat sembunyi pada saat menjelang gelap. Berburu dari tempat hinggap dan meloncat-loncat dengan indah.

Makanan :
Tikus besar dan kecil, ikan-ikan kecil, ular, dan burung-burung kecil.

Perkembangbiakan :
Sarang dibuat dalam lubang pohon, terkadang cukup rendah di atas tanah, menghasilkan 1-2 butir telur.

Buffy Fish Owl

Kebiasaan :
Umumnya aktif di malam hari, tetapi sebagian aktif di siang hari di tempat-tempat yang teduh dan gelap. Senang mandi dan berendam lama-lama di dalam air. Sebagian besar menangkap makanannya dari dalam air.

Makanan :
Ikan-ikan kecil, kodok, krustasea, mamalia dan reptil kecil.

Perkembangbiakan :
Sarang dibuat dalam lubang pohon yang rapuh, atau bekas sarang burung lain pada pohon yang tinggi, hanya bertelur 1 butir dan berukuran besar, bulat, berwarna putih dengan bercak-bercak kotor.

Beluk Watu

Kebiasaan :
Sering berada di dusun, kebun, dan hutan sekunder. Aktif di malam hari, namun terkadang siang hari. Suaranya terdengar malam menjelang fajar.

Makanan :
Serangga dan burung kecil

Perkembangbiakan :
Bersarang di lubang kecil pada pohon, biasanya bertelur 2 telur berwarna putih

Brown Hawk Owl

Kebiasaan :
Aktif saat menjelang senja di pinggir hutan atau perkebunan. Ia bisa terbang mengejar mangsa, seperti capung dan serangga, kemudian ditangkap dengan cakarnya saat terbang.

Makanan :
Serangga, tonggeret, capung, kecoa, lebah, dan sebagainyal.

Perkembangbiakan :
Bersarang di lubang kecil pada pohon, dengan telur yang berjumlah 2-3 butir, warna telur putih.

Seloputo

Kebiasaan :
Sering berada di hutan dataran rendah, dan rumpun hutan dekat desa, atau juga di kota-kota.

Makanan :
Mamalia kecil, anakan burung, dan serangga.

Perkembangbiakan :
Bersarang di lubang pepohonan, jumlah telur 1-2 butir, telur berwarna putih.

Kukuk Beluk

Kebiasaan :
Nokturnal, jarang terlihat di siang hari. Jika terganggu pada siang hari, burung akan menggugurkan bulu-bulunya sehingga nampak seperti sepotong kayu mati dan melihat dengan mata setengah tertutup. Pasangannya akan memanggil-manggil sebelum hari gelap, atau beberapa saat sebelum waktu berburu.

Makanan :
Mamalia kecil, ulat, burung kecil dan kadang kadal

Perkembangbiakan :
Sarangnya hanya tumpukan kasar dari sampah, yang diletakkan didalam dasar lubang pada pohon.

Beluk telinga Pendek

Kebiasaan :
Lebih menyukai daerah terbuka yang berumput. Sebagian besar aktif di daratan dan pada siang hari.

Makanan :
Mamalia kecil, ulat, burung kecil dan kadang kadal

Perkembangbiakan :

Belum ada catatan mengenai hal ini.

Kunjungan Karantina dapat dilakukan di desa pahesan kecamatan godong kabupaten grobogan, untuk penentuan waktu harap menghubungi darajatun surya admaja sebagai devisi pengembangan burung hantu cp  : 085641284925

--Central Owl--

Seminar

Dalam rangka pengembangan dan pemanfaatan potensi alam dengan lebih baik dan tepat sasaran, kami sebagai kelompok peduli burung hantu memberikan pelayanan seminar tentang burung hantu khususnya untuk saat ini adalah tentang burung hantu tyto alba atau barn owl.
Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui yang menyebar di seluruh dunia (wikipedia).
Beberapa jenis burung hantu yang ada diindonesia adalah :

1.         Serak Jawa atau Barn Owl atau Tyto Alba
2.         Serak Bukit atau Oriental Bay Owl atau Wowo-Wiwi
3.         Indian Scops Owl atau Otus bakkamoena (nama latin) atau celepuk
4.         Reddish scops-owl atau Otus rufescens (nama latin) atau Celepuk Merah
5.         avan Scops Own atau Otus angelinae (nama latin) atau Celepuk Gunung
6.         Otus brookei (nama latin) atau Celepuk Rajah
7.         Beluk Jampuk atau Barred Eagle Owl atau Bubo sumatranus (nama latin), sering juga disebut dengan nama Malay Eagle Owl atau Hingkik
8.         dBubo Ketupu atau Ketupa Ketupu atau Beluk ketupa atau Buffy Fish Owl, dikenal juga sebagai Malay Fish Owl atau Bloketupu
9.         Javan Owlet Glaucidium atau Glaucidium castanopterum (nama latin) atau Beluk Watu Jawa
10.       Ninox scutulata atau Brown Hawk-Owl atau Punggok Cokelat
11.       Spotted Wood Owl atau Strix seloputo atau Seloputo
12.       Brown Wood Owl atau Strix leptogrammica (nama latin) atau Kokok Beluk
13.       Short-eared Owl atau Asio flammeus (nama latin) atau Beluk telinga Pendek
14.       Otus lempiji (nama latin) atau Beuek (Sunda) atau manuk kuwek (Jawa Tengah), sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Sunda Scops-Owl atau Collared Scops-Owl dan atau Celepuk Reban.

Dari banyak spesies burung hantu yang tersebar, setiap burung hantu mempunyai gaya tempat tinggal sendiri-sendiri dan dapat diaplikasikan kedalam sebuah kotak yang biasa disebut rumah burung hantu dengan berbagai desain dan diantaranya adalah :





Setelah mengenal beberapa burung hantu dan rumah burung hantu kami akan memberikan pelatihan ataupun workshop pembuatan salah satu kotak rumah burung hantu sebagai penegtahuan aplikatif agar dapat ditiru nantinya didaerah masing-masing, selain itu kami juga akan melakukan one day tour ke kotak rubuha yang telah kami pasang dan menyaksikan secara langsung karantina burung hantu yang telah kami buat sebagai wadah pengembangan.

Seminar dapat dilakukan di desa pahesan kecamatan godong kabupaten grobogan, untuk penentuan waktu harap menghubungi darajatun surya admaja sebagai devisi pengembangan burung hantu cp  : 085641284925


--central owl--

Burung Hantu

Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Seluruhnya, terdapat sekitar 222 spesies yang telah diketahui yang menyebar di seluruh dunia (wikipedia)di dunia barat, hewan ini dianggap simbol kebijaksanaan, tetapi di beberapa tempat di Indonesia dianggap pembawa pratanda maut, maka namanya Burung Hantu, walau begitu tidak di semua tempat di Nusantara burung ini disebut sebagai burung hantu.
Burung hantu dikenal karena matanya besar dan menghadap ke depan, tak seperti umumnya jenis burung lain yang matanya menghadap ke samping. Bersama paruh yang bengkok tajam seperti paruh elang dan susunan bulu di kepala yang membentuk lingkaran wajah, tampilan "wajah" burung hantu ini demikian mengesankan dan kadang-kadang menyeramkan. Apalagi leher burung ini demikian lentur sehingga wajahnya dapat berputar 180 derajat ke belakang.
Umumnya burung hantu berbulu burik, kecoklatan atau abu-abu dengan bercak-bercak hitam dan putih. Dipadukan dengan perilakunya yang kerap mematung dan tidak banyak bergerak, menjadikan burung ini tidak mudah kelihatan; begitu pun ketika tidur di siang hari di bawah lindungan daun-daun.
Mata yang menghadap ke depan, sehingga memungkinkan mengukur jarak dengan tepat; paruh yang kuat dan tajam; kaki yang cekatan dan mampu mencengkeram dengan kuat; dan kemampuan terbang tanpa berisik, merupakan modal dasar bagi kemampuan berburu dalam gelapnya malam. Beberapa jenis bahkan dapat memperkirakan jarak dan posisi mangsa dalam kegelapan total, hanya berdasarkan indera pendengaran dibantu oleh bulu-bulu wajahnya untuk mengarahkan suara.
Burung hantu merupakan salah satu jenis burung hantu yang kerap digunakan sebagai hewan pembasmi hama tikus di sektor pertanian. Burung hantu merupakan musuh bebuyutan dari tikus. Karena itu mulai banyak petani maupun perusahaan pertanian yang menggunakan burung hantu untuk menanggulangi serangan tikus. Burung hantu lebih efektif dibandingkan pengendalian tikus menggunakan racun tikus, gropyokan (perburuan tikus melibatkan banyak orang secara bersama-sama dan serempak) dan lain-lain.
Sebagai predator alam, burung hantu jenis Serak Jawa (tyto alba) merupakan pemburu tikus yang paling populer dan andal, baik di perkebunan kelapa sawit maupun di pertanian padi. Dalam pertanian, sepasang burung hantu bisa melindungi 25 hektar tanaman padi. Dalam waktu satu tahun, satu ekor burung hantu dapat memangsa 1300 ekor tikus.
Burung hantu juga merupakan predator tikus yang efektif di perkebunan kelapa sawit. Penggunaan burung hantu bisa menurunkan serangan tikus pada tanaman kelapa sawit muda hingga di bawah 5 persen. Dari segi biaya, pengendalian serangan tikus menggunakan burung hantu lebih rendah 50 persen dibandingkan penanggulangan tikus secara kimiawi.
Sejumlah pemerintah daerah mulai menggunakan burung hantu untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi mereka dikarenakan kemampuan burung hantu yan sangat luar biasa dalam membasmi tikus dan hal itu dibarengi dengan tanggapan positif dari beberapa daerah yang telah mulai menyusun undang-undang untuk melindungi burung hantu.


--central owl--